اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

أهلا وسهلا


Halaqah Jakarta merupakan blog di bawah kelolaan ahli Halaqah Jakarta yang dianggotai oleh muslimin muslimat Ukrida. Ukrida merupakan salah sebuah universitas yang terletak di Jakarta Barat.

Kami berharap usaha untuk membumikan jiwa-jiwa insan ke arah penerapan Islam yang sebenar-benarnya mengikut acuan Al-Quran dan As-Sunnah akan dipermudah dan diredhaiNya.

Salam Ukhwah! Salam Mujahadah!


Sunday, March 22, 2009

Semaikan Alhamdulillah



Sorotan lampu mobil sudah menjalar di Jakarta. Jalan yang macet, makin hilang terangnya dek mentari yang taat pada aturan tuhan. Mobil berhenti, lampu isyarat merah. Kelibat empat anak kecil terlihat, merayau-rayau ditengah jalan yang sibuk. Berdiri mereka ditepi mobil sambil tangan menepuk-nepuk, nyanyian dialunkan, dengan harapan dapatlah rezeki untuk hidup.

Sebuah mobil Taruna biru berlalu dihadapan mereka. Tingkapnya dibuka sedikit, sekotak bungkusan diberikan kepada salah seorang anak kecil itu. Yang lain turut berebut mahu mendapatkan bahagian mereka. Tapi yang diberikan hanya sebuah kotak kecil sahaja. Mereka bawakan kotak ke tengah pembatasan jalan. Di buka dan masing-masing berebut. Sudah pastinya makanan tak cukup bagi mereka berempat. Kelihatan si kakak membahagikan makanan. “Yang kue ni, aku ama adik kongsi. Kamu berdua ambil kue yang itu ama aquanya.” Lalu di ambil kue, dan kerat ke dua bahagian. Diberi kepada adiknya satu bahagian, satu lagi untuk dirinya. Tiada rasa malu pada diri mereka untuk mengemis dan menikmati apa yang didapatkan dari hasilnya.

Perasaan simpati yang tiba sekian kalinya pasti mengetuk hati kita. Adakah aku bersyukur hari ini? Dengan tersedianya pilihan hidangan didepan mata. Wang dikocek masih banyak lagi berbaki. Jika habis, keluarga di seberang pasti akan membantu. Teringat suatu peristiwa mengenai Amirul mukminin dan seorang lelaki. Umar al-Khattab r.a. terdengar seorang lelaki memabaca doa "Allahummaj'alni minal qalil ( Ya Allah, masukkan aku ke dalam golongan yang sedikit )”. Ini membuatkan Umar menghampiri lelaki itu dan bertanya apakah maksud doanya tersebut. "Apakah anda tidak membaca firman Allah dalam Surah Saba’ 13 yang ertinya, ' Dan sedikit sekali dari hamba hamba-Ku yang bersyukur'", jawab lelaki itu. Amirul mukminin itu terpesona dan mengangguk.

Sesungguhnya terlalu banyak nikmat Allah yang perlu kita syukuri. Dari udara untuk bernafas hingga makanan yang ia makan, dari kemampuannya untuk menggunakan tangannya hingga kemampuan berbicara, dari perasaan aman hingga perasaan bahagia, seseorang benar-benar sangat memerlukan apa yang telah diciptakan oleh Allah dan apa yang dikaruniakan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan orang tidak menyadari kelemahan mereka dan tidak menyadari bahwa mereka sangat memerlukan Allah. Allah berfirman dalam al-Quran,

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (Surah an-Nahl: 18)

Sepertimana Rahmatul lil Alamin kita, Nabi Muhammad saw. Baginda mempunyai sifat syukur yang tinggi terhadap setiap kurniaan Allah SWT kepadanya. Saban hari baginda tidak jemu mengabdikan dirinya pada Allah SWT. Sehingga suatu ketika isterinya, Aisyah bertanya: “Kenapa Rasulullah lakukan semua ini (berdiri lama ketika solat malam hingga bengkak kaki), pada hal Allah telah mengampun segala dosa Rasulullah baik yang dulu atau kemudian.” Dengan tenang baginda menjelaskan: “Tidakkah patut aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Oleh itu, sifat kesyukuran perlulah tersemat disuatu sudut sanubari kita. Ingatlah sentiasa pada janji Allah, nikmat akan bertambah melalui rasa- bersyukur.

"Dan ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (Surah Ibrahim: 7)

Wallahu ‘alam

0 comments:

Post a Comment