اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

أهلا وسهلا


Halaqah Jakarta merupakan blog di bawah kelolaan ahli Halaqah Jakarta yang dianggotai oleh muslimin muslimat Ukrida. Ukrida merupakan salah sebuah universitas yang terletak di Jakarta Barat.

Kami berharap usaha untuk membumikan jiwa-jiwa insan ke arah penerapan Islam yang sebenar-benarnya mengikut acuan Al-Quran dan As-Sunnah akan dipermudah dan diredhaiNya.

Salam Ukhwah! Salam Mujahadah!


Sunday, July 31, 2011

Ramadhan Kareem

Assalamualaikum wbt.

Alhamdulillah, malam ini bermula solat terawih pertama di setiap masjid di seluruh dunia kerana bermulanya 1 Ramadhan. Moga ibadah di bulan Ramadhan dapat kita istiqamah dan ikhlas semata-mata kerana Allah. InsyaAllah.



Semoga bulan Ramadhan kali ini membuat diri lebih produktif. Caranya?
1.  Bertaubatlah dengan sebenar-benarnya taubat, sehingga engkau dapat melihat hasilnya pada dirimu, ketika engkau berbicara dan beramal, ketika engkau makan dan minum, ketika engkau bergaul dan bersedekah di jalan Allah, dan di setiap aspek kehidupanmu dengan keluargamu dan teman-temanmu. Karena seorang yang benar-benar bertaubat akan baik amal perbuatannya. Allah subhanahu wa ta'alaa berfirman:
Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Furqon: 70)
Maka hendaklah setiap ucapan yang engkau katakan adalah dzikir , diammu adalah untuk merenung, makan dan minummu adalah untuk memperkuat diri dalam beribadah kepada Allah.
2.  Bukalah lembaran kehidupan baru, lembaran yang diisi dengan tholabul ilmi, belajar memahami al-Qur’an, dan kemudian amalkanlah pada dirimu, keluargamu, dan di setiap urusanmu, mengharap balasan dari Allah, dan tabungan untuk kehidupan akhirat kelak, dan berbahagialah dengan apa yang ada di dalam al-Qur’an, Allah berfirman :
“Hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58)
3.  Kembalilah kepada ajaran nabimu nabi Muhammad [sallallahu alaihi wasallam], pelajari dan amalkan, jangan lengah sedikitpun. Dimulai dari aqidahmu, kemudian solatmu, hendaknya engkau solat sebagaimana Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam] solat, karena Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam] bersabda:
 صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي 
“Solatlah kalian sebagaimana aku solat!” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dan di ayat lainnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21).
4.  Ikutilah Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam], berdakwahlah sebagaimana beliau berdakwah.
Jadikan ayat ini di hadapanmu selalu:
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108).
Dan ketika engkau telah mengetahui suatu ilmu dari Al-qur’an ataupun dari as-sunnah maka sampaikanlah kepada manusia, sungguh Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam] telah bersabda:
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً 
“Sampaikanlah apa yang datang dariku walaupun itu hanya satu ayat” (HR.Bukhari)
5.  Berinfaqlah di bulan Ramadhan kepada orang yang membutuhkan. Bantulah mereka sampai engkau bertemu dengan Rabbmu (hingga ajal menjemput).
6.  Ketika setelah perginya Ramadhan, maka hendaknya kita telah belajar untuk bersabar dalam menjalankan ibadah, puasalah semampunya di setiap bulan (misalnya puasa di hari isnin dan khamis, puasa 'Asyura, puasa Arafah, atau puasa 3 hari setiap bulannya) sehingga engkau mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa setahun penuh. Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam] bersabda:
 ثَلاَثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ 
“Puasa tiga hari di setiap bulan dan puasa dari satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya seperti berpuasa setahun penuh”. (HR. Muslim).
Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah
Sumber : iloveallah

Tuesday, July 19, 2011

Do’a Meminta Ketakwaan dan Sifat Qona’ah


Assalamualaikum wbt.

Do’a Meminta Ketakwaan dan Sifat Qona’ah
اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
“Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina.” Artinya: Ya Allah, aku meminta pada-Mu petunjuk, ketakwaan, diberikan sifat ‘afaf dan ghina.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يقول : (( اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina”.” (HR. Muslim no. 2721)
Faedah hadits:
Pertama: Yang dimaksud dengan “al huda” adalah petunjuk dalam ilmu dan amal. Yang dimaksud “al ‘afaf” adalah dijauhkan dari yang tidak halal dan menahan diri darinya. Yang dimaksud “al ghina” adalah kaya hati, yaitu hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada harta yang ada di tangan orang lain.
An Nawawi –rahimahullah- mengatakan, “ ’Afaf dan ‘iffah bermakna menjauhkan dan menahan diri dari hal yang tidak diperbolehkan. Sedangkan al ghina adalah hati yang selalu merasa cukup dan tidak butuh pada apa yang ada di sisi manusia.” (Syarh Muslim, 17/41)
Kedua: Keutamaan meminta petunjuk ilmu sekaligus amal karena yang dimaksud al huda adalah petunjuk dalam ilmu dan amal.
Ketiga: Keutamaan meminta ketakwaan. Yang dimaksud takwa adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Takwa diambil dari kata “wiqoyah” yang maknanya melindungi, yaitu maksudnya seseorang bisa mendapatkan perlindungan dari siksa neraka hanya dengan menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan.
Keempat: Keutamaan meminta sifat ‘afaf atau ‘iffah yaitu agar dijauhkan dari hal-hal yang diharamkan semacam zina. Berarti do’a ini mencakup meminta dijauhkan dari pandangan yang haram, dari bersentuhan yang haram, dari zina dengan kemaluan dan segala bentuk zina lainnya. Karena yang namanya zina adalah termasuk perbuatan keji.
Kelima: Keutamaan meminta pada Allah sifat al ghina yaitu dicukupkan oleh Allah dari apa yang ada di sisi manusia dengan selalu qona’ah, selalu merasa cukup ketika Allah memberinya harta sedikit atau pun banyak. Karena ingatlah bahwa kekayaan hakiki adalah hati yang selalu merasa cukup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Keenam: Dianjurkannya merutinkan membaca do’a ini.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, 1392
Bahjatun Naazhirin Syarh Riyadhish Sholihin, Salim bin ‘Ied Al Hilali, cetakan Dar Ibnul Jauzi, jilid I dan II, cetakan pertama, tahun 1430 H.
Syarh Riyadhish Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, jilid IV, cetakan ketiga, tahun 1424 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal